Kalian bisa menelponnya
Menyebutnya
Setiap hari
Tetapi aku?
Dengan umurku yang masih
belum mengerti apa-apa kala itu, selalu tersendak di tenggorokanku, ketika
teman sebayaku memanggil ibu pada ibunya aku pun mengikutinya, dan ketika
keponakannya memanggil bibi akupun mengikutinya.
Ah, aku tak mengerti. Wartel
yang ku bilang warnet ternyata belum bisa memberi jawaban.
Apalah aku yang tak
mengerti siapa “ibu” itu,
Ini semua tentang berbagi
Apakah kau mau berbagi
‘Ibu’ denganku?
Ah tidak, Bapakku juga
bisa menjadi ibu kok buatku J
Alhamdulillah sekarang
semua tersenyum.
Ini
semua tentang berbagi,
Terimakasih emak,
terimakasih pak, telah melahirkan aku.
Terimakasih mas,
terimakasih imro’ telah menjadikan aku jadi penengah diantara kalian :D
@anggapsajapertama
Aku belajar dengan sikap
seorang temanku, kala itu kami sedang berjalan berdua menuju kampus, disela perjalanan
kami ada seorang ibu menawarkan baju kepada kami.
“Dek, bajunya dek.. 20
ribu”
Aku yang tadinya
buru-buru berjalan di belakang temanku, terpaksa harus menginjak kaki kirinya
karena dia menghentikan jalannya tanpa aba-aba.
“Dek, 20 ribu dek buat
sekolah anak Ibu”
“Bu, mau yang warna jeruk”
Ini neng, diplastikin
atuh ya.. mau ke kampus neng?
Iya Bu, ini mau ke kampus
Terimakasih ya Neng, yang
rajin, sekolahnya pinter ya Neng”
Aku tahu ini uang
terakhirmu, setelah 3 hari makan mie instan 2 bungkus untuk bertiga tapi kau
relakan uangmu untuk membeli baju yang ditawarkan Ibu. Aku tak berani bertanya,
aku hanya bisa mengungkapkan dalam hati “astagfirulloh, astagfirulloh,
astagfirulloh, aku malu pada diriku, selama ini aku belum bisa sepertimu. Yan apa kamu pernah memberi sesuatu yang kamu
sayangi ke orang lain dengan ikhlas? Nasehat tersirat itu terbaca dalam
ingatanku.
@anggapsajakedua
Kemarin ceritanya adalah
tanggal lahirku mak, yakin aku tidak iri kok kayak anak yang lain yang ‘pernah’
diucapkan ulang tahun oleh emaknya atau bapaknya. Aku bahkan juga yakin engkau
tak hafal tanggal lahir anakmu kan? Haha kenapa aku harus iri, benerkan pak?
Singkat cerita sudah
seperti biasa bertambah tahun di tiap tahun, dulu pernah rasanya sangat spesial
karena aku dapat hadiah piala, tetapi kali ini Allah menggantikannya dengan
perjuangan mak, pak. perjuangan aku harus belajar jatuh cinta #eyaak.. haha.
Nggak aneh-aneh kok, maksudnya jatuh cinta pada tugas akhir agar aku tidak
melulu mengeluh :)
Mak, Pak, aku ingin
bercerita tentang berbagi.
Terutama pada masa
pramuka itb dari 1972-2016,
Terimakasih selalu ikhlas
berbagi memberiku banyaaaaak pengalaman yang sangat berguna, berbagi hati untuk
menerima ke-isenganku, berbagi tempat untuk aku mengukir cerita, berbagi
makanan yang sering kusebut “perbaikan gizi”, berbagi hotel kampus untuk tempat
kami berkarya dan masih banyak lainnya . Tidak bermaksud untuk merayakan atau
apa apalah yang beberapa orang katakan, ini semua tentang berbagi. Alhamdulillah,
mereka selalu menemaniku dari 4 tahun terakhir, kuanggap mereka sebagai
keluarga disini. Sebelum 3 hari kemarin ada rejeki, ya inilah rasa syukur yang ingin ku bagi juga dengan mereka. Tersenyum :)
Terlahir bukan sebagai
anak dari orangtua yang kayarayaraya raya raya kayak jalan raya membuatku
banyak belajar bahwa aku harus senang berbagi.
Berbagi tidak melulu
tentang harta, tetapi juga senyuman. #Sesesesesederhanaitu
Terimakasih juga doa-doanya dari teman-teman yang lain, semoga doa yang baik-baik kalian juga mendapatkannya :)
Terimakasih juga doa-doanya dari teman-teman yang lain, semoga doa yang baik-baik kalian juga mendapatkannya :)
Ketika kita baik kepada
oranglain, pasti oranglain juga datang dengan baik-baik kepada kita. Berbagi salah
satu langkah datangnya rejeki :)
Ibu memang ada dimana
saja, tetapi Ibu yang Ibu, Ibu, Ibu cuma satu, dan sesungguhnya yang dekat itu
ada dihati.
#itudulu
#pialabergantikuasdancat