Perjalanan pertama
Ketemu Pak Jiwo
Haloo jumpa lagi dengan ceritayani, yang udah lama tak pernah nulis lagi..
Haha padahal juga mendingan nggak cerita daripada cerita yan wkwkwk #katabayangan
Nggak apa-apa lah cerita aja #katasadar
Waktu itu sudah hampir malam, segera ku tutup hp agar batre masih aman, mulai ku ingat-ingat rute bekal dari teman sebelum berangkat.
Turun dari stasiun Pasar Turi ku lanjut naik kereta menuju stasiun Waru. Dari stasiun Waru jalan kaki ke terminal Bungurasih. Eeeh ketemu Bapak Jiwo asli Malang. Kusebut Bapak Jiwo karna (maap) udah ngobrol ngalor ngidul tapi belum sempat nanya nama beliau.
Naik bus masih agak canggung, karna udah lama gak ketemu orang banyak dan kebetulan busnya hampir penuh. Dari awal duduk Allah sudah menggerakkan aku untuk duduk disebelah Bapak. Saling senyum tanda menyapa. Ramah sekali Bapak, pikirku dalam hati.
Mau kemana Nduk?
Ke Malang Pak
Wejangan setiap wejangan, tips, trik dan aneka rute diberikan sampai pernyataan terakhir sebelum melanjutkan obrolan yang sangat panjang.
kalau nanti jalan jalan di Malang hati hati ya nduk, jangan sendirian.
Kenapa Pak?
Soalnya Malang luas, sayang aja kalo dilewatkan sendirian harus bareng-bareng, kalo bisa rombongan
Eyaak
Bapak juga sering jalan-jalan, kadang ke air terjun bareng keluarga. Pernah ke Bromo juga bareng keluarga. Dengan semangat Bapak menjelaskan ada A, B, C sambil memperlihatkan foto-fotonya yang ada di HP.
Setelah itu kami lanjut cerita tentang kehidupan kerja dan kebiasaan sebelum pandemi.
Salah satu obrolan pentingnya yaitu membahas tentang Walisongo, disebutkan namanya dan daerahnya satu persatu setelah kusebutkan daerah asalku. Aku begitu asyik mendengarkan sambil mengingat-ingat tentang cerita yang biasa didongengkan Bapakku juga di rumah. Dulu pas masih SD sering di ajak ikut ke Walisongo bareng rombongan masjid, tapi semakin gede udah ga pernah lagi. huhu
Dulu Bapak Jiwo sering ke walisongo. Beliau datang bersama rombongan teman kerjanya.
Tapi karna pandemi kurang lebih 2 tahunan ini, sudah ga pernah kesana. Katanya rindu. Termasuk rindu juga jalan-jalan bareng keluarga.
Aku kagum sekali sama beliau, tiap hari PP Malang-Surabaya untuk bekerja dan itu sudah dilakukan sejak tahun 1992. Aku belum lahir cuy…. tiba tiba mrinding, beda banget sama jaman sekarang ya Pak. kalo badmood dikit bawaannya udah pengen resign ajaaa nih hahaa. Makin ngerasa bersalah lagiii akuu, ketika beliau cerita melakukan itu karna ingin dekat dengan keluarga..beeeh gemeter deh. Beberapa kali aku menyeka air mata pura-pura kelilipan biar ga dikira nangis wkkwk, mungkin hatiku sedang diketuk sama Allah agar lebih bersyukur lagi dengan keadaan yang aku terima saat ini :) Kata Pak Jiwo, apa yang sudah menjadi takdirku sesulit apapun, pasti akan mendekat padaku. Tapi jika memang bukan takdirku, semudah apapun ya gak akan datang padaku.
Inilah salah satu yang ku senangi ketika di perjalanan. Kita bisa menemukan motivasi, inspirasi, kutipan, pesan atau cerita menarik dari orang lain, dan mungkiin juga bisa kita ambil baiknya dan kita tiru bahkan terkadang bisa menyadarkan pikiran hehe. Bisa jadi, lewat perantara Bapak Jiwo Allah hendak mengingatkanku agar ini, agar itu yang tentunya lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kami mengakhiri percakapan dengan pamitan, saya harus turun duluan. Kata Bapak mending turun disini biar cari ojeknya mudah. Dan di pemberhentian ini juga ada kursi agar ga terlalu capek nunggu temannya jemput.
Okee salam perpisahan, ku tunggu sampai busnya jalan dan ku lambaikan tangan. Terimakasih Bapak, semoga sehat sehat selalu yaaaa
Kayak gini ya anak perempuan, kalo dekat cuek kalo jauh rindu. serasa masih terus-terusan jadi anak kecil Bapak.
Kusebut hari pertama ini sebagai pembuka yang syahdu untuk perjalananku beberapa hari kedepan di Malang. Semoga aku bisa merefleksikan setiap perjalanan yang kutemukan.
=====================================================================
Budug Asu, Kaki gunung Arjuno - 2022
Perjalanan Kedua
Hampir nyasar di Kaki Gunung Arjuno, Bukit Budug Asu
Aku mau pembelaan dulu di awal hehe
Dari awal sudah salah pake sepatu sih, dan ga bawa sendal pula hehe.
Tapi tak mengurangi rasa penasaranku pada diri sendiri.
Bayangin udah 2 tahun gak keluar kandang, gak pernah main dan lagi kangen kangennya hijau hijauan untuk menantang rasa lampaui batas diri lagi hehe. (Auto inget tulisan pertama tentang Lampaui Batas Diri http://yanimustika.blogspot.com/2016/03/lampaui-batas-diri_30.html )
Aku memang bukan anak alam, yaah bisa dibilang anak alam coret deh wkwk. Kalo lagi diajak ya seneng, bersyukur menikmati alam yang indah tapi kalo lagi gak ya yaudah. gak harus langsung gass jalan gituuu
Secukupnya ajah :) Bukan tentang seberapa tinggi, atau seberapa panjang Bukan seberapa sulit, atau seberapa menantang
Mungkin....lebih ke ingin kembali berbincang pada hati kecil yang sudah didiamkan. aseek
Kali ini aku jalan bareng profesional kok. Namanya dinda pake h dibelakangnya. Dia emang suka naik gunung, tapi lebih suka tektok daripada ngecamp. gak tau kenapa, suka aja katanya.
Ini kali kedua aku melakukan perjalanan bersamanya, setelah yang pertama dulu di pelatihan Indonesia Mengajar. Jadi kalau masalah kenal jangan ditanya wkwkk karna dia bukan orang baru di cerita hidupku. Bapaknya dia adalah Bapak angkatku, Mamahnya dia adalah Mamah angkatku kalo di kota #laah sepihak ngaku ngaku anak angkat hahahaaahaa gpp, emang suka gitu!
Okee lanjut.
Kali ini kita berangkat dengan naik motor, janjinya sih jam 6 yaa cus biar gak panas tapi ternyata jam 9 baru deh keluar dari fasilitas mewah itu. sambil berhenti sarapan, beli jajan buat bekal, cari toilet karna kebelet, isi bensin, kurang lebih sampai titik startnya dari kebun teh wonosari jam 10.30 WIB
Masuk kebun teh bayar 22rb, akan dapat tiket parkir dan tiket teh. Jadi kita bisa menukarkan 1 tiketnya dengan teh khas wonosari manteman, boleh ditukar sebelum naik, atau pas udah turun.
Okeee bismillah kita mulai yaaa
Setelah dapat stempel dari pos pertama kita lanjut ke tikungan pertama yaitu di jalan yang super unik. Namanya Jl. aja dulu siapa tau jodoh #eyaaak biasaa anak labil lagi magang di dunia perbucinan, jadi kita gak mau meninggalkan momen ini langsung jepret jepret awal lah sebagai pemanasan.
Mengikuti panah rute jalan, bertemu dengan petani teh lumayan membuat kami tertegun, rasanya sambutan ini sangat segar. Senyum ramah nan manis ditambah udara segar kebun teh yang asri beeeeh damagenya langsung pengen bilang MasyaAllah :)
Pokoknya jalan aja terus ngikutin rute belok kiri sampai mentok ada warung dan tulisan Camp Budug Asu baru nanti belok kanan, pesan dari Ibu yang memikul teh di atas kepalanya. (btw namanya memang itu ya manteman, jadi aku gak berkata kasar hehehe)
Di sepanjang perjalanan, teman teman akan dimanjakan oleh perkebunan teh, perkebunan kopi hingga pepohonan pinus yang rindang. Banyak yah bonusnya hehe nanjaknya bisa ditempuh 2-3 jam ya manteman. Seingetku kemarin kita naik jam 10.30 sampai puncak kisaran jam 12.30 WIB.
Kalau untuk tracknya hampir seluruhnya didominasi tanjakan ringan dengan jalan bebatuan. kayaknya sih nanjak terus ya tracknya, bukan yang landai naik turun gitu.
Naaah ini yang spesial, sebelum sampai di puncak, manteman bisa istirahat dulu di warung untuk membeli minum atau makan pop mie sebagai apresiasi kecil sebelum track selanjutnya. Disini juga teman-teman harus membayar tiket senilai 10rb. Setelah itu akan dijelaskan 2 track yang bisa kalian pilih. Satu track disebut tanjakan demit, artinya teman-teman harus melewati track yang tingkat kemiringannya sangat ekstrim, hampir 90 derajat kemiringannya, tapi jangan khawatir karna sudah disediakan tali untuk membantu melewati tebing ini. Namun, jalur ini lebih cepat daripada jalur kedua.
Di jalur kedua disebut jalur santai, track pendakian tergolong landai dan mudah. Namun, teman-teman harus memutar sekitar 2-3 kali lebih jauh daripada jalur tanjakan demit. Track kedua ini didominasi oleh bebatuan dan tanah jalur motor trail. Untuk sepatu yang kupakai amat sangat tidak cocok ya kalau lewat jalur ini karna akan kerasa bebatuannya hahaa, untungnya kami memilih pulangnya saja yang lewat jalur ini jadi gak dua kali merasakan hal yang sama.
Nah sebagai informasi nih teman-teman, semua kelelahan dan keletihan sepanjang perjalanan terobati saat sampai di puncak. Sama halnya dengan bukit atau gunung lainnya ya, puncak adalah hadiah setelah proses perjalanan. Panorama kaki Gunung Arjuno terlihat jelas dikelilingi bukit-bukit seperti di Switzerland.
Alhamdulillah setelah melewati tanjakan demit akhirnya kita sampai jugaaaa di puncak. Yeaaay hadiah yang luar biasa….Akhirnya bisa merasakan ini lagiiiii. Ini beberapa potret kami ketika di puncak ya manteman, ada beberapa spot yang bagus tapi harus turun dikit dari puncak, sayangnya karena sudah mendung aku dan Dindah memutuskan untuk segera turun dan tidak mampir ke titik ini.
Ada cerita menarik ketika kita turun, kita lupaaaa belokannya yang manaaaa hehehe. Udah 3x bolak-balik tapi tetep aja gak yakin jalan mana ya yang benar??? Sampai akhirnya ada kejadian si Dindah jatuh kepleset karna kaget ada 2 orang pengendara motor trail yang hendak lewat, tapi karna lajunya cepat kita gak bisa bertanya walau hanya 2 menit.
Apa gue kesana? lu kesana? sok ngide emang wkwk
Nooo, jangan dilakukan ya manteman, apalagi cuma berdua hehe nanti jadinya kita pisah dong sendiri-sendiri.
Akhirnya, kita memutuskan untuk berhenti sejenak di perempatan tikungan, sambil analisis jalan wkwkk Alhamdulillah tak lama ada suara manusia.
Dan benar ada 2 Ibu dan 1 Bapak hendak pulang dari kebun. Kita izin mengikutinya sampai perkebunan teh wonosari. Alhamdulillah sejalan yeay! Kami berpisah di warung awal sebelum masuk track.
Kita mengakhirinya dengan menikmati hujan sambil seduh teh hangat khas wonosari. Mungkin Allah sedang menguji kepercayaan kita, kepasrahan kita, rasa syukur kita, bagaimana kita menyiapkan hari esok. Selebihnya biar kenangan, pembelajaran dan rintik hujan yang memotret perjalanan hari ini. Semoga, kelak kita bisa berjumpa lagi dengan tawa dan senyum yang sama tanpa peduli seberapa banyak dan seberapa kaya harta kita di kota. Pada akhirnya kita adalah sekumpulan manusia yang butuh alam raya.
Budug asu, 2022
=====================================================================
di foto dari Kawah Bromo
Perjalanan Ketiga
Open Trip ke Bromo
BROMO
jalannya lika liku kayak ketemu jodoh eyaaak haha
Sebelum perjalanan tengah malam hari ini, kami sudah survey online travel mana aja yang cocok untuk kantong kita hehee. Alhamdulillah kali ini tambah satu personel perjalanan yaitu Ariiiiiii syalala yeyeyee. Teman sesama Pengajar Muda tapi beda angkatan. Aku dan Ari kenal di kelar pm dari awal sampai akhir belum pernah ketemu wkwkk biasaalah angkatan onlen dan iniii diaaa kali pertama ketemu Ari untuk melakukan perjalanan anggap saja refreshing ~ Selamat datang dan selamat bergabung dengan aku dan Dindah, Rii hahaa.
Kami sudah memilih join open trip Bromo Indah Travel dengan harga 225K perorangnya, ini harga tanpa dokumentasi yaaa manteman dan tidak termasuk jajan ataupun cemilan.
Just include:
Transportasi PP
Jeep Bromo max isi 6 orang
Tiket wisata
Asuransi tiket wisata
Driver as guide
BBM Parkir
Karena opentrip jadi kita digabung dengan teman-teman baru yang rombongannya juga dikit ya hehe. Jangan khawatir jika teman-teman di penginapan, nanti akan dijemput dulu oleh pihak BIT (tapi kalo ga salah baca penjemputan area Batu ada biaya tambahan) karna kita nginep di Malang kota, jam 12.30 malam dijemput pakai mobil, kemudian pindah ke jeep dan nunggu pembagian personil untuk naik ke atas. Di jalan ketemu beberapa yang pakai motor sendiri, tapi kalo aku kayaknya ga berani sih wkwk karna tikungannya tajam, setajam julidan netijen.
Selain open trip, teman-teman juga bisa memilih private trip dengan harga 1juta ke atas untuk per jeepnya ya. (*bisa tanya tanya dulu ke BIT untuk detailnya yaw)
Nah untuk destinasinya, teman-teman akan di ajak ke
View Point Sunrise
Widodaren
Kawah Bromo
Pura Poten
Pasir Berbisik
Savana
Bukit Teletubies
Oiya ada info tambahannya ya teman-teman, kalau teman-teman mau ke Bromo harus membawa pakaian tebal, sepatu dan jacket yaa + kaos tangan kalau diperlukan. Khusus destinasi ke kawah bromo ada pilihannya naik kuda atau jalan kaki. Jika teman-teman mau naik kuda harus bayar 100-150ribu sampai dibawah anak tangga naik ke kawah, setelah itu jalan kaki naik tangga yang sudah tersusun rapi. Kalau jalan kaki kisaran 1 jam sampai atas , atau kurang lebih 1,5 jam naik-turun jalur cepat. Kalau naik kuda mohon maap belum coba jadi gak ada perkiraan hehehe. Disuguhi dengan hijaunya savana dan birunya langit. Aah pengen nangis rasanya sudah lama tak seperti ini. Ingin curhat sama Allah. 1 kalimat spesial untuk menikmati indahnya Bromo
Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban yang artinya “Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan” :)
Kali ini gak mau cerita banyak, cukup sadar kalo kita manusia sangat kecil, kita bukan apa-apa, jangan sombong ya yan! Believe! Kalau sudah waktunya, serumit dan sesulit apapun akan Allah bukakan untukmu jalan terbaik. Lagi-lagi diingatkan, libatkan Allah! Percaya! Kali ini Allah memberimu kesempatan untuk menikmati keindahan alam-Nya, selalu bersyukur bahwa Nikmat-Nya begitu luas dan tak terbatas, jangan sampai hatinya kurang ikhlas.
Point Sunrise, 2022
Widodaren, 2022
Widodaren, 2022
Dari atas kawah Bromo, 2022
Bukit Teletubies-Bromo, 2022
=====================================================================
Cincau Station-Surabaya, 2022
Perjalanan Keempat
Ghibah Jalur Langit di Surabaya
Taraaaa sebenarnya ini tujuan awalku ingin ke jawa timur. Aku ingin beli green tea hehehee. sesimple dan sesederhana itu. Tapi berbelok ketika kamis malam ngide pengen ke Bromo, kayaknya asyik deh. Akhirnya rute dibalik.
Yang biasanya jalan karna kabur, sekarang jalan karna ingin belajar. Sebenarnya karena ada pemantik juga sih hehe. Ada rasa insecure, dia begitu dekat dengan-Nya sedangkan aku bolak balik belum dekat juga. Gak tau nih sadarnya masih suka kabur-kaburan:(
Udah umur segini, malu rasanya menjaga istiqomah yang gagal terus menerus.
Ingin belajar menerima semua keadaan, berdamai dengan masa lalu, belajar memperbaiki diriku di masa lalu dan menyiapkan diriku di masa mendatang. Karna udah tau aku belum pantas maka aku ingin memantaskan #aseeek haha beneran bah ini aku serius!
Obrolan 1, obrolan 2, obrolan 3, sampai jam 1 malam
yaah gak jauh jauh lah pada endingnya kita bahas ini kan Mbak. JODOH. diumur yang sudah tak lagi anak-anak ini pastinyaaa ada rasa tertekan entah datangnya dari orang terdekat maupun dari yang terjauh.
Kamu enak mbak udah punya “tabungan” hahahaa
Iya sih, pasti berat dengan tekanan itu apalagi belum punya “tabungan”
Tapi yaa gimana mungkin memang harus ada yang diperbaiki dulu
*Bukan tabungan uang yaa wkwk
Pada akhirnya memang harus direfleksikan Mengutip dari tulisan yang lewat di instagram.....
Jangan terlalu dekat, nanti maksiat.
Jangan terlalu mengenal, nanti menyesal.
Cukup berteman tanpa berlebihan.
Jika memang terpikat dengan izin Allah, maka akan terikat.
Bisakah kita meniru bumi dan matahari?
"Menjauh untuk menjaga"
Berusaha menjadi lebih baik dari yg dulu.
Tetaplah merindu, sampai Allah mengubah jadi temu.
Uhuuy~
Sebuah refleksi perjalanan kali ini,
Mei 2022
Malang-Surabaya-Purwodadi
Terimakasiiiih Orang - orang baik yang gak keberatan mengingatkan akuuu
Terimakasiiiiih Dindah atas fasilitas mewahnya hahaaa,
Terimakasih Ariiiii sudah join dan kita repotkan buat foto ciwi ciwi rempong inii hehe
Terimakasiiiih Mbak Dwi dan Ngangaripnya
daaan teman-teman lain yang terlibat didalamnya
Sampai jumpa lagiiiii di cerita-cerita selanjutnya
Ambil baik-baiknya aja yah, yang kurang baik gak usah ditiru!